Sama seperti belajar matematika, kamu perlu belajar penjumlahan dulu baru perkalian kan? Dengan begitu kamu tau kalo
1 x 4 = 1 + 1 + 1 + 1 dan 2 x 4 = 2 + 2 + . Bayangin kalo kamu belajar perkalian dulu, maka semua itu akan hanya jadi hafalan saja.

Otak manusia itu terbatas, bila kamu menghafal terlalu banyak hal, maka akan lupa lagi. Sama dengan bahasa, bila belajar kamu urut maka sebenarnya tidak semua kosakata dan pola kalimat kamu hafalkan. Kamu hanya perlu menguasai kosakata atau pola kalimat induknya dan lainnya hanyalah merupakan turunannya saja, yang bisa kamu logika

Ketika kamu sudah memiliki urutan yang tepat, percuma saja jika materi yang kamu pelajari itu salah dan tidak lengkap.

Pernah mendengar istilah “Orang Jepang ngga bisa Bahasa Inggris”?

Sebenarnya bukan orang jepangnya yang tidak bisa Bahasa Inggris, namun mereka belajar bahasa Inggris dengan kurikulum Jepang, sehingga tidak ada yang mengerti apa yang mereka katakan selain orang Jepang itu sendiri.

Di Jepang bahasa inggris dari coklat itu bukan chocolate tapi dibaca cokore-to, bahasa inggris dari susu bukan milk, tapi dibaca miruku. Pertama salah intonasi. Dan yang kedua, arti terjemahan dari bahasa Inggris ke Jepang pun sering salah, sehingga mereka sering menggunakan bahasa Inggris yang tidak cocok dengan situasi.

Untuk itu, kamu pun harus belajar bahasa Jepang dengan kurikulum Jepang. Karena selain kurikulum bahasa Jepang di Indonesia sangat sedikit dibanding di Jepang, juga terkadang terjemahannya terlalu kaku. Hal ini lah yang menyebabkan orang Indonesia seringkali ketika ingin berbicara bahasa Jepang masih suka menerjemahkan 1 per 1 dari Indonesia ke Jepang.

Hasilnya? Saat ngomong, mikirnya lama dan terkadang bahasa Jepangnya jadi aneh.

Kamu sudah punya urutan belajar dan materi yang tepat. Tapi it akan percuma jika kamu tidak memiliki sistem. Bayangkan sebuah perusahaan, ketika memiliki orang orang yang hebat, uang yang banyak, dan produk yang bagus tapi tidak memiliki sistem, maka semua akan kacau.

Orang-orangnya jadi tidak teratur, kerjanya tidak maksimal, pulang seenaknya, dan sebagainya. Untuk itu, kamu juga harus memiliki sistem dalam belajar bahasa Jepang.

Disini artinya kamu perlu belajar sesering mungkin tapi rutin daripada belajar banyak tapi jarang. Karena vang membuat kamu bisa lancar bahasa Jeana adalah serinanva kamu melakukan sesuatu.

Bahasa sama seperti olahraga, yang dilatih otot bukan hafalan. Melatih otot mulut, telinga, tangan, dan mata untuk berbicara, mendengar, menulis, dan membaca. Bukan malah dihafal berulangkali di kepala tapi pas praktek lupa semua. Untuk itu yang dibutuhkan untuk melatih otot adalah konsisten, tidak masalah belajar sedikit yang penting sering agar terbiasa

Yang keempat, adalah yang paling penting. Kamu sudah punya urutan belajar, materi dan sistem yang tepat, tapi ketika kamu menggunakan cara yang salah maka akan sia sia.

Bayangkan kamu makan soto, kamu punya sotonya, puny sendonya, tapi kamu pakai sendonya kebalik, maka akan sia sia bukan?

Dalam bahasa Jepang, karena ingin melatih otot, maka yang terpenting adalah prakteknya. Teori tetap penting, namun porsinya tidak boleh terlalu banyak.

Gunakan metode 10:90. 10% waktu kamu untuk mengetahui teori yang dibutuhkan dan sisa 90% nya untuk praktek.

Dengan begitu ketika kamu membaca, berbicara, mendengar, dan menulis dalam bahasa Jepang, kamu tidak perlu bersusah payah mikir karena sudah otomatis otot kamu gerak tapa berpikir. Bayangkan, apakah ada dari kamu yang masih berpikir cara berjalan ketika berjalan kaki? Tentu tidak, kamu hanya memikirkan arah berjalan, bukan cara.

Sama dengan bahasa Jepang, orang gagal berbicara bahasa Jepang karena terlalu sibuk menerjemahkan 1 per 1 dari Indonesia ke Jepang, padahal seharusya sibuknya diarahkan untuk berpikir alur pembicaraan agar asyik.

Terakhir, yang kamu butuhkan adalah mentor yang tepat agar kamu tidak salah arah. Ketika kamu tidak paham, kamu bisa langsung tanyakan ke mentor kamu, agar tidak terlalu banyak waktu yang kamu buang untuk mencari sana sini.

Dan pastikan mentor kamu itu kredibel dalam bahasa Jepangnya dan juga fleksibel, sehingga kamu bisa tanya kapanpun dan mendapat arahan belajar yang benar.